Rabu, 29 Oktober 2014

Tak Selamanya Sendiri itu Menyenangkan

Melihat kejadian di rumah malam itu, terfikir oleh ku bahwa tak selamanya sendiri itu menyenangkan. Malah pada saat tertentu sendiri itu akan merepotkan orang lain. Ya, ketika masih muda, mungkin sangat menyenangkan hidup sendiri. Bebas, tak terikat bisa melakukan apa saja. Namun, pada masanya itulah kenapa setiap orang perlu berumah tangga, manemukan pasangan hidupnya. Karna tak selamanya sendiri itu akan menyenangkan.

Pada waktu-waktu tertentu kesepian pasti akan menghampiri. Meski memiliki banyak teman, tak berarti kita dapat mengahbiskan waktu kita selamanya bersama mereka. Karna kalian memliki kehidupan dan kesibukan masing-masing. Lalu yang lebih membuat pilu adalah ketika kita sakit. Tak ada yang merawat, meski memiliki keluarga, namun keluarga kita juga punya batas-batasnya, mereka juga perlu mengurusi rumah tangga mereka.

Itu sebabnya kenapa kita harus mencari pasangan hidup dan membina rumah tangga. Agar kta dapat saling berbagi kasih sayang, suka, dan duka bersama orang terkasih (suami/istri). 

Karna tak selamanya sendiri itu menyenangkan.

Selasa, 28 Oktober 2014

Untuk Jiwa yang Bertabur Rindu

untuk jiwa yang bertabur rindu..
yang diingini hanyalah temu..
tak ada rindu yang tak ingin temu..
jika rindu tak berujung temu..
maka jiwa yang bertabur rindu hanya akan menjadi sendu..

jangan abaikan..
peluklah rindu rindu ini agar tak menjadi sendu..

Minggu, 26 Oktober 2014

makna sebulan apa sebulan bermakna

untuk memulai dari awal itu cukup beresiko, bernyali dan kudu konsisten.
makna satu yang sudah terjalin menandakan betahnya hati berlabuh, istiqomahnya raga.
hari menggenapkan minggu hingga sampai berbulan yang diwarnai perbedaan
sampai terlewat lelah dan terbesit berhenti.
namun karna rasa dua jalma anu ka setrum, balik deui da nyaah.
(heuh fix da aing keur kaasupan keur kaasupan Mario Teguh ngahaha bijak teuing..)
kitu weh. abih mah nyaah ka kamu.
si bird yang always membuat hate kuring gegerebegan.
sing sabar ngahadapi abi anu sok beubeul pisan kacida gusti teuing -____-
hampura da abi teh jalmi :') hampura bageur, soleh, kasep nyaaa beh :*
maaf dengan satu bulan yang belum sempurna :')

Bertuah- Ramadhani

Selasa, 21 Oktober 2014

Senjaku Kelabu Tanpamu

Senjaku Kelabu Tanpamu.. 
Aku masih di sini, menikmati senja seperti kebiasaan yang sangat sering kita lakukan. Namun kini, senjaku tak lagi jinga. Kini senjaku kelabu, namun tetap ku nikmati. Karna melalui senja-senja ini aku dpat menikmati kebersamaan kita yang tak bisa lagi kita miliki. Melalui senja ini aku dapat merasakan hadirmu. Namun seperti senja, hadirmu akan hilang berganti malam.
Ya, itu yang kurasakan. Ketika aku memiliki mu, aku lupa bahwa sama halnya dengan aku yang menikmati senja. Jika tak benar-benar kunimati senja itu sebaik mungkin ia akan cepat hilang berganti malam gelap, tanpa corak-corak warna idah meski tak terlalu cerah.
Aku, adalah orang yang bodoh. Menyia-nyiakan yang aku miliki hanya untuk mecari sesuatu yang hanya membuat ku senang sesaat. Pdaahal nersamanya aku dapatkan tak hanya yang aku inginkan tapi yang aku buthkan. Bersamanya, kudapati kelamahanku yang disempurnakan olehnya.
Ia tahu aku bukanlah sosok yang begitu sempurna, bahkan aku sangat jauh dari kata sempurna. Namun ketulusannya, mampu menerimaku apa adanya. Ia tak menghiraukan kata-kata orang tentang keburukanku, yang ia tau ia punya rasa sayang yang tulus yang mampu menerimaku apa adanya. Ia seolah ingin membuktikan bahwa ada sisi lain dari ku yang bisa membungkam perkataan-perkataan negative orang-orang tentangku. Bahkan aku sendiri tak yakin dengan apa yang ia fikirkan. Yang aku tahu apa yang orang katakana tentangku hampir sebahagian benar.
Banyak orang yang berkata aku begitu beruntung bisa mnedapatkan ketulusanmu, dan kau adalah orang bodoh yang mau memilihku. Namun kau tetap tak pedulikan itu.kau terus limpahkan aku dengan kasih sayang yang tulus, perhatian-perhatian kecil namun sering, bahkan banyak orang melihat kau terlalu memanjakan orang yang salah.
Kita jalani hari-hari kita dengan penuh cerita dan warna, canda, tawa, berselisih paham, bahkan tak jarang ku teteskan airmatamu. Namun kita sangat menikmati itu. Aku sangat menikmati rutinitas dan kebiasaan-kebiasaan kita. Namun, meski begitu aku tetap saja orang yang dengan cap ketidak sempurnaan itu sering tergoda dengan keindahan-keindahan lain. Padahal aku memiliki keindahan yang sebenarnya-benarnya indah. Tak jarang aku menyakitmu, menorah luka dihatimu baik dengan sadar atau dalam ketidak sadaranku. Tapi kau tetap sabar menghadapiku, kau masih bisa beri senyum terbaikmu ketika orang-orang menyeletuk tentang tingkahku. Aku heran, sebenarnya dengan siapakah aku bersama kini..? malaikat yang menjelma menjadi manusia, atau manusia yang berusaha mencoba menjadi malaikat..? Hei, sadarlah..! Kau itu hanya manusia biasa, jangan merasa mampu menjadi malaikat, tugas malaikat itu berat. Kau takkan mampu mengembannya. Aku tau banyak perih yang kau rasa dalam hatimu selama menghadapiku. Tapi kau seolah tak hiraukan itu. Semakin lama aku bersama mu aku semakin tak ingin kehilanganmu. Karna darimu aku temukan, bahwa masih ada seseorang yang melihatku dari posisi yang berbeda dari pandangan orang lain.
Meski aku sadar aku takut kehilangan mu, tapi aku juga masih saja selalu nakal. Entah karna aku yakin bahwa kau tak aka pernah berontak begitu besar, atau mungkin karna aku selalu saja bisa meyakinkanmu ketika kau mulai berusaha mengutarakan apa yang kau rasakan. Tapi percayalah, ketakutan akan kehilanganmu itu benar adanya.
Hingga sampai pada suatu ketika, entah karna kau terlalu lelah dengan sikapku yang tak berubah atau kau mulai termakan kata-kata orang kebanyakan itu. Kau berontak, kau begitu murka, murka yang tak pernah kulihat sama sekali diwajah sendu nan sejuk itu. Kau utarakan semua yang kau rasakan dengan suara bernada tinggi, namun berakhir isakan yang tak terhenti. Luapan air mata yang tertahankan mengakir begitu deras dari mata teduh yang selalu menyejukkan itu. Hingga puncaknya, kau terdiam lalu berkata, “Jika bersamaku kau tak merasakan bebas, kan kulepas kau. Aku akan pergi. Bukan karna rasa itu tak ada lagi, aku hanya tak ingin rasa yang kumiliki tak memberimu nyaman lagi.” Lalu kau berlalu meninggalku yang masih terpaku tak percaya.
Dari kejadian itu aku sengaja mendiamkannya, karna menunggu perasaan amarah menggebunya mereda. Aku begitu yakin bahwa amarahnya kemarin itu amarah sesaat yang bisa kembali kuredakan, karna aku tahu bahwa kau sangat menyayangiku. Namun sminggu berselang tak kudapati juga kau menghubungiku kembali. Bahkan aku juga tak pernah melihatmu lagi. Sengajakah kau menghindar..? Ternyata benar, ia menghindar. Aku beranikan diri menemuinya memastikan bahwa amarahnya telah mereda dan aku dengannya bisa kembali bersama. Namun ternyata tidak, ia benar-benar dengan semua perkataanya waktu itu. Ia lelah mengahdapiku yang tak pernah mau mencoba beubah, aku terlalu nyaman dengan sikapnya yang begitu menrimaku apa adanya.  Ternyata aku menyalahi ketulsannya, kepercayaannya, dan kesabarannya. Masih kuingat kata-katanya “Maaf aku tak bisa lagi beerada disamping mu sepertu dulu. Karna tak baik untuk hatiku. Aku sayang, namun aku sadar hatiku juga butuh kusayang.” Dan kau berlalu.
Kini di sini, aku tinggal bersama senja yang kau titipkan ketika kita bersama dulu. Namun senjanya kali ini kelabu. Entah karna perasaan kehilanganku atau menggambarkan kondisi hatimu. Tapi aku begitu menyesal menyia-nyiakan ketulusan dan kesabaran mu yang luar biasa itu. Aku masih berharap bisa mendapatkan kesempatan kembali untuk mengembalika indahnya jingga senja kita itu..

Jumat, 03 Oktober 2014

Kan Ku Lepas dengan Senyum Terindah

semakin mendekati ujung itu..
ujung yang kau nanti, namun sangat ku benci..
semakin kesini, semakin terasa perih perih itu..
tapi tenang saja, ku pastikan aku akan baik baik saja..

nanti, setelah sampai ujung itu..
kuharap kau jangan berbalik untuk melihatku..
apapun alasannya..
biarkan aku memeluk perihku sendiri..

teruskan saja langkahmu..
kan ku lepas kau dengan lambaian tangan dan senyum terindahku..