dahulu matanya begitu berbinar, senyumnya selalu merekah lebar, seolah menandakan bahwa ia adalah orang yang paling bahagia. yaa.. bahagia, kebahagiaan yang sempurna yang ia dapat dari orang yang begitu berharga dalam hidupnya. tak pernah ia bayangkan bagaimana jika orang yang begitu berharga dalam hidupnya itu pergi meniggalkannya, maka akan hilang pula kebahagiaanya.
kini binar matanya tlah berubah, menjadi genangan - genangan air mata kesedihan. senyumnya yang merekah itu hampir tak pernah terlihat lagi di bibirnya. yaa.. kebahagiaanya tlah hilang, hilang karna seseorang yang begitu berharga itu tlah pergi meninggalkannya untuk selamanya.bahkan kini ia tak bisa lagi melihat seorang yang berharga baginya itu kecuali hanya melalui foto atau mimpi..
seorang yang beraharga itu adalah ayahnya. pria terhebat dalam hidupnya. lelaki yang selalu ia banggakan. lelaki yang mendapatkan cinta terbesarnya. baginya, ayahnya adalah hidupnya.setiap hal yang ia lakukan adalah untuk kebhagian pria terhebatnya itu. namun kini pria terhebatnya itu tlah pergi meninggalkannya untuk selamanya. ayahnya tlah dipanggil sang maha kuasa dengan tiba - tiba. tak pernah ia bayangkan, pria terhebatnya pergi meniggalkannya begitu cepat, bahkan lebih cepat dari mimpi sekalipun. sulit baginya menerima semua ini, namun ia tak mampu menolak kuasa sang pencipta. kini hanya tinggallah ia dengan genangan air mata kesedihan dimatanya dan bibir yang tak mampu untuk tersenyum merekah lagi. kalaupun ia bisa tertawa namun dapat dirasakan bahwa kini tawanya hampa, tak sebahagia ketika ia masih memiliki pria terhebatnya.